Pertanyaan : Apa hal yang paling ditakutkan dalam hidup?
Jawaban :
1. Jika saya lupa dengan Tuhan.
2. Jika saya kehilangan orang-orang yang saya sayangi dan cintai
3. Jika di dunia hanya penuh dengan rasa benci.
Mungkin jawaban-jawaban diatas merupakan beberapa jawaban yang sangat klise. Toh semua orang pasti akan menjawab dengan jawaban yang sama jika mendapatkan pertanyaan seperti diatas. Namun saya mempunyai alasan sendiri mengapa saya memilih jawaban tersebut. Mengapa saya memilih jawaban pertama seperti itu? Alasannya mudah, yaitu jika saya lupa dengan Tuhan, sama saja saya hidup di dunia ini tanpa jiwa dan nyawa. Jika saya lupa dengan Tuhan, belum tentu Tuhan menjadi benci kepada saya dan justru memusuhi saya atau mungkin memecat saya sebagai umatnya. Tuhan Maha baik. Dia Maha ampun. Dan tidak pernah membenci. Apa yang kita minta, jika memang kita butuhkan, pasti akan dikabulkan oleh Nya. Tapi pernah tidak sedikit pun berfikir, jika tiba-tiba Tuhan bosan dengan kaumnya? Pernah berfikir tidak, jika Tuhan berhenti mendengarkan doa-doa seluruh manusia di jagat raya? Tidak pernah bukan? Namun, apa jadinya jika kita sebagai manusia yang justru lupa denganNya? Lupa bersyukur dan berterima kasih atas rahmat yang selalu dia berikan disetiap langkah dan nafas kita. Jika saya lupa dengan Tuhan, maka saya adalah makhluk paling bodoh dan tidak berarti setidak berartinya daripada kotoran manusia, ataupun sampah. Jangan sampai dan tidak pernah terpikir sedikitpun bagi saya untuk lupa dengan Tuhan. Saya masih cinta Tuhan. Saya masih takut dengan Tuhan. Saya masih merasa sangat lemah di mata Tuhan. Saya tidak mau melawan Tuhan. Dan saya tidak akan pernah bisa mengantikan Tuhan.. Tidak akan pernah.
Jawaban kedua yang saya pilih adalah, jika saya kehilangan orang-orang yang saya sayangi dan cintai. Kehilangannya bisa berarti ditinggal pergi selamanya, atau ditinggal pergi entah kemana, tanpa kabar atau tiba-tiba dia lupa kepada saya. Saya tidak tau, dan bagaimana reaksi saya. Dan apa yang akan saya lakukan jika orang-orang tersebut tidak ada didalam hidup saya. Kalau bisa memilih, lebih baik saya duluan saja yang pergi. Sehingga saya tidak usah merasakan kehilangan dan perih yang mendalam. Rasa takut kehilangan yang timbul dikarenakan rasa khawatir yang berlebihan. Bukan seperti orang gila yang paranoid ya, namun lebih kepada takut jika orang yang kita sayangi itu terluka atau kecewa atau merasakan ketidak nyamanan didalam hidupnya. Jika sudah seperti itu, ingin rasanya saya bertindak sebagai penyelamat didalam hidupnya. Menjadi orang nomor satu yang siap hadir jika dia ingin berkeluh kesah. Menjadi manusia yang super kuat dan bijaksana, jika dia mengeluh dan meminta pendapat. Menjadi segala-gala nya yang dia butuhkan jika dia memang membutuhkan saya. Yang penting mereka tidak pergi meninggalkan saya. Itu saja.
Untuk jawaban yang ketiga mungkin lebih terdengar klise, yaitu jika didunia ini penuh dengan rasa benci. Siapa sih manusia yang ingin hidup dibawah bayang-bayang kebencian? Tiba-tiba rasa benci menjadi seorang diktator didalam hidup ini. Sehingga munculah manusia-manusia yang hanya mementingkan keegoisan diri sendiri. Tiba-tiba ingin menang sendiri dan berlagak jagoan satu sama lain. Dan selalu merasa sudah menjadi yang paling benar. Tiba-tiba saking bencinya manusia dengan sesama, timbulah pertikaian. pembunuhan, pemberantasan, dan pertumpahan darah yang sangat tidak masuk akal. Ah, membayangkannya saja saya sudah merinding. Jangan sampai Ya Tuhan.
Saya termasuk jenis manusia yang sangat perasa dan peka. Jadi apabila ada sesuatu hal yang menganggu pikiran saya. Atau setidaknya saya melihat sesuatu yang menganggu pikiran orang yang saya sayang, sepertinya saya hanya ingin menjadi penghibur dia dikala hati dia lara. Saya tidak tau itu benar atau salah. Baik atau buruk. Harus dirubah atau tetap dipertahankan. Sungguh saya tidak tau. Karena untuk saat ini, rasa seperti itulah yang masih bertenger didalam diri saya. Lalu saya harus bagaimana?
Note : Menulis tulisan ini sambil mendengarkan lagunya Coldplay yang Everything's Not Lost. Kemudian perasaan mellow pun datang menghampiri.
No comments:
Post a Comment