Awalnya saya menilai film ini kurang lebih hampir sama dengan film komedi romantis lainnya. Apalagi akting Katherine Heigl disini agak sedikit mirip dengan aktingnya di film "The Ugly Truth". Namun semakin lama alur cerita film ini semakin manis dan membuat terharu. Meskipun sudah bisa ditebak bahwa si pria dan si wanita pada akhirnya saling jatuh cinta dan happy ending. Tapi mengingat usaha-usaha mereka berdua dalam membesarkan anak dari sahabat mereka yang sudah meninggal (dan mereka berdua dipercaya untuk memperoleh hak asuh), menurut saya cukup bagus, dan diselipkan adegan-adegan lucu dan lumayan membuat saya tertawa. Kesimpulannya adalah, alur cerita disajikan cukup bagus dan berjalan cepat alias tidak bertele-tele. Meskipun ada beberapa hal yang tidak masuk akal, namun film ini cukup menghibur. Dan membuat saya semakin sadar bahwa membesarkan anak adalah perjuangan yang sungguh luar biasa menyenangkan.
Natalie Portman bermain sangat-sangat total difilm ini. Tidak heran jika dia dinominasikan sebagai kategori "aktris terbaik" dibeberapa ajang penghargaan berkat aktingnya disini. Dan saya yakin dia pasti menang salah satunya. Diawal cerita memang agak sedikit membingungkan, dan memang jika ingin menonton film ini, tidak boleh ketinggalan semenit pun. Karena pasti akan semakin bingung dengan ke absurd an yang ada. Natalie berhasil memerankan tokoh gadis yang lugu, bingung, berusaha mencari jati diri apakah dirinya menyukai pria atau wanita, dan berusaha menjadi pemberontak. Adegan panas saat berakting dengan lawan main wanita nya pun menurut saya sangat bagus. Karena dia memerankannya dengan sangat maksimal, layaknya sedang berakting dengan pria. Meskipun diakhir cerita saya bingung dan bertanya "Loh kok begitu?", namun saya rasa saya bisa mengambil kesimpulan sendiri. Bahwa film ini adalah film absurd yang sangat bagus dan memang patut ditonton. Saya kasih dua jempol untuk film ini!
Banyak kritikus film yang menilai bahwa film ini hampir sama dengan kisah nyata sang pemeran wanita Michelle Williams dengan almarhum mantan suaminya, Heath Ledger. Film ini menurut saya juga agak absurd, dan penonton diajak untuk terus mengikuti adegan flashback mereka pada saat perkenalan pertama mereka dulu. Kemudian alur cerita loncat ke masa sekarang. Dan kembali ke flashback. Kemudian begitu terus hampir sepanjang film. Untuk alur ceritanya menurut saya agak biasa, namun akting para tokoh utama bisa dikatakan bagus. Michelle Williams sangat cocok menjadi ibu yang merawat anaknya dengan penuh kasih sayang, terlihat disalah satu adegan saat dia memberikan sarapan ke anaknya, dilakukan dengan sangat natural. Begitu juga sang tokoh pria, Ryan Gossling yang berperan menjadi ayah yang cenderung sangat memanjakan si anak. Mereka tampil bagus, dan seakan-akan sedang beradu akting dengan anak sendiri. Mereka berdua pun terlihat seperti suami istri sungguhan. Dan saya bisa mengerti mengapa film ini dinamakan Blue Valentine. Karena cerita cinta mereka semakin lama semakin terlihat mulai luntur dan tidak lagi merah jambu seperti layaknya warna cinta. Melainkan menjadi biru, sama seperti dengan perasaan sang istri kepada suami yang semakin memudar cintanya, dan hanya diisi dengan pertengkaran semata.
Saya rasa film ini pasti tidak begitu banyak yang suka. Karena bercerita mengenai sepasang lesbian yang mempunyai anak-anak hasil dari donor sperma. Setelah anak-anaknya tumbuh remaja, mereka mencari ayah yang telah mendonor spermanya. Pada dasarnya film ini bagus dan ditunjang dengan akting yang luar biasa natural nya oleh Annette Bening dan Julianne Moore. Mereka sangat persis seperti layaknya pasangan lesbi yang dimabuk cinta. Dan harus saya akui, ada beberapa adegan yang membuat saya sedikit terharu dan menangis (maklum sedang sensitif). Membuat saya berfikir bahwa didalam setiap keluarga, yang namanya cekcok itu sangatlah biasa. Tidak ada keluarga yang sempurna. Namun meskipun saling berantem dan sakit hati, diakhirnya pasti akan kembali ke keluarga masing-masing. Mungkin seperti itulah yang coba diceritakan pada film ini. Dan meskipun keluarga mereka agak unik (karena sepasang lesbi membesarkan dua orang anak), namun mereka tetap bisa menjadi keluarga yang biasa dan sama seperti keluarga lainnya.
No comments:
Post a Comment