Thursday, December 8, 2011

Sebuah ego dari seorang vokalis


Tiba-tiba mempunyai ide untuk menulis ini. Yaitu mengenai seorang vokalis dari sebuah band yang mempunyai ego ingin lebih maju daripada yang lain. Memang tidak bisa dipungkiri, arti dari seorang vokalis dalam sebuah band memang sangatlah berperan penting. Dikarenakan dia adalah 'leader' dari sebuah band tersebut. Apalagi jika dia mempunyai wajah yang ganteng / cantik, badan proposional, plus suara yang memang bagus dan bonus dia bisa memainkan alat musik dan yang menciptakan hampir semua lagu-lagu dari band tersebut. Semua mata pasti menyorot padanya. Baik dari pihak penggemar maupun dari pihak perusahaan rekaman atau bidang entertain lainnya. Pasti banyak yang memberikan tawaran menarik diluar jadwal manggung dia bersama band nya. Mungkin ditawari menjadi bintang iklan, menjadi model dalam sebuah majalah, menjadi MC, atau membuat solo album. Nah, biasanya yang terakhir itulah yang sangat menggoda bagi seorang vokalis. Membuat solo album. It means, tidak ada embel-embel personil band lainnya. Tidak ada bentuk suatu kerjasama tim yang terkadang menimbulkan kebentrokan ataupun ketidak sukaan. Namun yang ada hanyalah rasa egois sang vokalis yang berfikir jika dia mempunyai solo album, maka dia sudah melakukan selangkah lebih maju, dan bisa menjadi lebih terkenal dan dipuja. Lalu, dimana letak komitmen itu? Diawal pertama kali dia dan personil band lainnya membentuk band tersebut, pasti mereka sudah mempunyai komitmen untuk mencapai tujuan bersama. Visi dan misi bersama. Yaitu agar band mereka bisa terkenal dan mungkin go international. Namun jika sang vokalis tidak bisa meredam rasa egoisnya, yang ada hanyalah menimbulkan kecemburuan sosial (mungkin) dan terasa seperti berkhianat (bukankah begitu?). Saya disini bukannya sinis atau lantas mengecap bahwa semua vokalis band mempunyai rasa ego yang cukup besar. Tapi saya rasa, hal seperti itu wajar saja terjadi. Mungkin tidak hanya dalam sebuah band. Namun yang namanya manusia, pasti selalu ingin maju dan melakukan perubahan yang lebih baik. Mencoba sesuatu yang belum pernah dia coba, dan mungkin disitulah dia dapat menemukan titik nyaman. Sebenarnya banyak juga band (yang bukan seorang vokalisnya), mempunyai proyek sampingan bersama band lain. Mungkin hanya sekedar bantu dalam beberapa lagu, atau memang dia juga mempunyai band lain diluar band dia (bingung yah?).
Contohnya vokalis band Blur, Damon Albarn, yang mempunyai proyek lain bersama band Gorillaz. Mike Marsh, gitaris Dashboard Confessional yang mempunyai proyek band lain bernama Paper. Atau bahkan Chris Carrabba, sang vokalis Dashboard Confessional yang baru saja meluncurkan album solo yang dinamakan Covered In The Flood. Yang terakhir ini terkadang saya agak menyesalkan, kenapa dia harus membuat solo album? Dan akan melaksanakan tour solo acousticnya di tahun 2012. Ya lagi-lagi tadi saya bilang, itulah bentuk sebuah ego dari seorang vokalis. Mungkin tujuannya agar dia bisa lebih maju dan berkarya diluar band nya, atau hanya sekedar ingin lepas dari bayang-bayang band tersebut.

No comments: