Wednesday, May 11, 2011

Dua lelaki


Saya ingin menulis mengenai dua lelaki penting yang sangat saya cintai dalam hidup saya. Yang pertama adalah, papa saya tercinta. Lelaki yang sudah bersama dengan mama saya mengarungi cinta mereka selama kurang lebih 35 tahun ( saya anak bungsu, abang saya berumur 31 tahun, kakak perempuan saya berumur 34 tahun ). Papa saya adalah lelaki yang sangat pendiam, alias tidak banyak bicara. Namun mempunyai aura yang sangat 'charming'. Hobi beliau adalah membaca dan menulis. Hampir semua buku dibaca olehnya. Sampai ke kamus Bahasa Indonesia pun, cukup sering beliau baca hanya untuk mencari kata-kata atau kalimat yang sebelumnya tidak pernah dia dengar. Selain membaca, menulis juga merupakan kenikmatan yang tiada tara olehnya. Beliau adalah penulis. Dan sering sekali tulisan-tulisan indah berisikan kalimat berbobot, keluar dari pikiran dan hatinya. Tidak jarang beliau selalu menulis dan mengetikan ide-ide nya ke dalam bentuk tulisan sampai pagi hari. Apalagi jika ratusan inspirasi sedang hinggap diotaknya. Maka itulah yang akan menjadi makanan sehari-harinya. Beliau sudah menjadi seorang jurnalis dari masa mudanya. Dari bawah sekali. Beliau sudah merasakan pahit manis, pasang surutnya dunia media. Dulu sekali, sebelum menikah dengan mama saya, beliau juga pernah tergabung dalam grup accapela dimasa muda nya dahulu. Dan tidak jarang juga beliau suka bermain teater, membaca sajak dan puisi, dan pada akhirnya berlabuh pada dunia tulis menulis. Jiwa seni beliau sangat kental. Saya adalah anak bungsu yang bisa dikatakan sangat dekat oleh beliau. Dari jaman saya masih kecil, beliau selalu memanjakan saya. Banyak sekali yang saya pelajari dari beliau. Banyak sekali kesukaan beliau yang menurun kepada saya. Ulang tahun kami hanya terpaut 4 hari di bulan November. Kami berdua adalah Scorpio sejati. Kalem dan berwibawa. Dan sangat mengagumi cinta. Jika berdiskusi dengan beliau, saya merasa adalah orang yang 'bodoh' didepannya. Karena beliau sangat cerdas, dan saya rasa hampir semua hal dia tau. Hampir. Papa saya adalah orang yang jujur dan tidak suka berbasa basi. Beliau tidak pernah suka jika segala sesuatu nya penuh kepalsuan dan seakan-akan mencemooh beliau. Beliau selalu berpesan kepada saya dan kedua kakak saya. Yaitu : "Lebih baik kita berkata jujur daripada harus berbasa-basi. Bahkan sampai harus menjadi seorang penjilat". Mungkin itulah yang menyebabkan beliau tidak takut untuk melawan arus. Melawan yang menurut beliau salah. Karena beliau tidak bisa membohongi kata hati beliau. Dan beliau selalu berpesan agar "Jangan pernah merasa bahwa kita tidak berharga. Semua orang sangat berharga dan patut dihargai. Karena semuanya mempunyai nilai plus dan kelebihan masing-masing". Papa saya adalah pahlawan bagi saya. Saya sangat mencintainya.
Lelaki kedua adalah abang saya. Beliau hanya terpaut dua tahun lebih tua dari saya. Bisa dibilang, dari jaman saya masih didalam perut mama saya, kami berdua sudah akrab. Dan dilanjutkan pada saat saya sudah lahir kedunia ini. Seakan-akan tugas beliau adalah untuk melindungi saya. Adik perempuannya semata wayang. Dari kecil, kami sudah sering sekali menghabiskan waktu bersama. Apa yang beliau suka, saya pun suka. Teman-teman beliau pun juga teman-teman saya. Menurut saya, abang saya adalah lelaki yang sangat berbakat. Beliau mempunyai jiwa musik yang sangat besar. Bisa bernyanyi, bermain gitar, bermain bas, dan bermain piano. Saya bisa bermain gitar pun juga dikarenakan diajari olehnya. Dulu beliau mempunyai band beraliran Ska yang bernama Telephone Umum. Dan beliau pun menjadi vokalis didalam band beranggotakan 7 orang personil tersebut. Mereka sempat mempunyai album kompilasi Ska dibawah perusahaan rekaman Musica Studio. Dan dulu saya adalah fans nomor satunya beliau. Kemana pun mereka manggung, diusahakan saya pun hadir. Dan ikut tenggelam dalam aliran musik Ska. Haha. Dari musik Ska, kemudian dia beralih memainkan musik underground dan membentuk band bernama Read It Loud bersama 4 orang temannya. Saya sangat sangat akrab dengannya. Dulu saat saya masih SMA sampai kira-kira kuliah, saya selalu bercerita apa saja dengannya. Terutama masalah lelaki yang sedang saya taksir. Bahkan dulu saya juga sempat berpacaran dengan lelaki yang tidak lain adalah temannya sendiri. Namun seiring dengan waktu, saya sudah sangat jarang bercerita tentang masalah percintaan saya kepadanya. Entah kenapa. Mungkin saya malu. Dan mungkin saya takut, jika saya sudah bercerita banyak tentang lelaki yang sedang dekat dengan saya, kemudian lelaki itu membuat saya kecewa, maka abang saya lah yang diam-diam akan turun tangan. Dia tidak akan segan-segan menonjok lelaki itu tepat dimukanya. Dan itu pernah terjadi. Hehe. Namun sepertinya sekarang dia tidak akan menonjok lagi. Yaaah, paling-paling hanya dicabutin saja kuku si lelaki yang mengecewakan saya itu. Hehehehe. Belakangan saya dan beliau lebih sering berdiskusi mengenai pekerjaan ataupun tentang hidup. Mungkin karena kami berdua sudah jauh lebih dewasa, sehingga kami lebih cocok berbicara seputar hal itu. Banyak sekali nasihat-nasihat beliau yang selalu 'masuk' kedalam hati saya. Dan tidak jarang saya bisa dibuat menangis terharu oleh kata-kata dan sikapnya yang sangat bijaksana jika sedang menghadapi adiknya yang cengeng ini. Jujur saja, sebenarnya saya rindu ingin lebih banyak bercerita kepada beliau. Atau setidaknya bermain gitar dan iseng-iseng bernyanyi-nyanyi seperti yang dulu sering kita lakukan dikamarnya sebelum dia menikah. Sekarang beliau sudah menikah. Dan alhamdulillah, beliau mempunyai seorang istri yang alangkah baik hatinya. Mereka berdua benar-benar pasangan jiwa. Sudah berpacaran selama 7 tahun saat kuliah dulu. Dan mereka sudah menikah selama 5 tahun. Jadi totalnya, mereka sudah 12 tahun bersama. Semoga mereka berdua akan selalu awet saling mencintai untuk selamanya. Amin.
Begitulah kedua lelaki yang sangat istimewa didalam hidup saya. Entah apa jadinya jika mereka berdua tidak ada didalam hidup saya. Mereka adalah lelaki yang sangat sangat mempunyai nilai plus dimata saya. Mereka adalah lelaki yang baik hati, cerdas, bijaksana, sangat menghargai sesama dan selalu menjalani hidup ini dengan penuh cinta. Suatu saat nanti, saya ingin mencari pasangan hidup yang sifatnya seperti mereka. Saya selalu berdoa, semoga kedua lelaki yang sangat saya cintai itu, akan selalu dilindungi oleh Tuhan. Bahagia selalu, dan menjalani hidup ini dengan penuh rizki dan kenikmatan. Semoga rasa cinta mereka terhadap saya tidak akan habis, seperti rasa cinta saya kepada mereka yang tidak pernah ada tolak ukurnya. Tidak pernah ada batasnya. Tidak pernah selesai. Karena pasti saya akan selalu mencintai mereka seumur hidup saya. 

Untuk : Papa dan Abang saya. Para lelaki yang mengisi hidup saya dengan cinta.


No comments: