Sungguh! Saya sangat cinta dengan ojek. Dan saya sangat berterima kasih dengan adanya kehadiran para ojek di muka bumi ini. Kendaraan roda dua yang menurut saya sangat membantu dalam menghindari kemacetan dan padat merayap nya lalu lintas di ibukota yang lumayan kejam ini. Dulu sekali, dikantor lama saya yang lokasinya terletak di dekat Monas, setiap pagi nya jika berangkat, sesekali saya suka menggunakan ojek. Terutama jika saya bangun sedikit telat, dan terburu-buru mandi dan berganti baju dan lupa menyantap sarapan karena saking telatnya saya. Ongkos yang saya keluarkan memang cukup besar, apalagi mengingat lokasi rumah saya di Bintaro, dan harus menuju ke daerah Jakarta Pusat sana. Ya kira-kira Rp. 35.000 lah ongkos yang harus saya keluarkan dari dompet saya lalu saya serahkan ke tukang ojek penyelamat "waktu" saya tersebut. Waktu tempuh yang menurut saya cukup cepat dan praktis, membuat saya menjadi ketagihan untuk selalu menggunakan ojek. Alhamdulillah, selama ini saya selalu selamat sampai tujuan, dan tidak pernah dibawa kabur oleh si tukang ojek. Bahkan beberapa tukang ojek didaerah rumah saya, sekarang menjadi langganan dan kenal baik dengan saya. Meskipun waktu itu pernah ada tukang ojek "jadi-jadian", alias sebenarnya dia bukan tukang ojek, tapi dia hanyalah seorang pria sedikit tua yang sedang nongkrong di warung, dan kebetulan dia mempunyai motor. Dengan tidak keberatan, dia mau mengantar saya dari rumah menuju tempat yang memang jaraknya kira-kira 10 menit dari rumah saya tersebut. Dan yang hebatnya lagi, pada saat saya sampai tempat tujuan, orang tersebut tidak mau dibayar. Alias saya dikasih gratis. Wow, saya cukup terharu. Terima kasih ya tukag ojek "jadi-jadian".
Sebagai pecinta ojek, ada beberapa hal yang menurut saya untung dan rugi, atau baik dan buruknya. Seperti :
Buruk / rugi nya :
- Jika cuaca sedang tidak bersahabat alias labil, maka sangat besar kemungkinan kita bisa basah kuyup jika hujan deras, atau kulit menjadi gosong jika panas menyengat.
- Resiko keserempet mobil atau terjadi kecelakaan sangat lah besar. Mengingat sebuah motor tidak mempunyai "badan" seperti mobil. Dan terkadang tukang ojek suka sok jagoan membawa motornya ngebut seperti sedang ikutan balapan motor.
- Badan dan baju kita meninggalkan bau asap knalpot mobil dan motor, atau bau panas matahari ( ini hal yang paling saya benci)
- Resiko ditangkap polisi lebih besar jika kita tidak menggunakan helm. Terutama jika berada di jalan raya / besar.
- Jika kita membawa banyak barang, tidak akan ada banyak space untuk menaruh barang-barang tersebut. Jika tetap dipaksakan membawa banyak barang, yang ada pasti kita menjadi bahan tertawaan orang-orang yang melihatnya. Contoh : jika kita membawa kandang burung, kardus-kardus, tas besar, barang-barang yang panjang, dll. (Ya iyalaaaah)
- Kemungkinan dikejar dan digigit anjing atau dipatok ayam juga jauh lebih besar. Apalagi jika kita melewati daerah komplek atau perkampungan yang ada anjing dan ayamnya. Dan pasti itu akan terlihat konyol sekali. Hehe.
Baik / untung nya :
- Biaya nya bisa ditawar alias bisa negosiasi. Di rayu-rayu sedikit, maka tukang ojeknya bisa luluh jika dikasih ongkos murah. Kalau naik taxi kan, argo nya tidak bisa ditawar.
- Lebih praktis dan bisa menyalip didalam kemacetan.
- Menghemat waktu dan membuat kita bisa lebih cepat sampai ditujuan.
- Jika tukang ojeknya sudah menjadi langganan, maka bisa mendapatkan potongan harga yang lumayan. Kira-kira diskon 10 % lah. Hehe.
- Tidak usah takut berdesakan-desakan dan berpikir tidak akan dapat tempat duduk seperti di bis atau angkot.
- Selalu siap mengantar dengan jarak jauh ataupun dekat, tanpa ada minimun payment.
Ya begitulah kira-kira tanggapan saya sebagai orang yang suka menggunakan jasa tukang ojek ini. Kadang senang kadang sebal. Tapi lebih banyak senangnya sih. Karena lagi-lagi menurut saya, tukang ojek tuh sangat membantu. Jadi saya harap semoga tidak akan ada larangan untuk kehadiran ojek di kota ini. Semoga ojek menjadi salah satu pelayanan yang disukai dan diminati oleh orang-orang. Semoga makin banyak tukang ojek yang baik hati, yang tidak ngebut membawa motornya, tidak nyolot jika ditawar ongkosnya, tidak bau badan, tidak keberatan mengantar kemanapun, dan tidak keberatan jika tidak dibayar. *loh?*. Long live for ojek!
No comments:
Post a Comment