"Mba, percaya ngga sama penyakit corona ini?"
Itu pertanyaan dari seorang supir ojek online yang saya naiki tadi pagi, ketika saya hendak menuju stasiun MRT Lebak Bulus. Dalam hati saya berpikir dulu sebelum menjawab. Gumam saya : "Hmm, percaya ngga ya dengan penyakit corona? Bukannya kita harus percaya dengan Tuhan? Masa terlalu percaya dengan penyakit sih?"
Kemudian saya menjawab, "Ya percaya sih Pak. Cuma ngga usah terlalu berlebihan dipikirinnya". Kemudian kami berdua terdiam, dan beliau melanjutkan "Tapi masa makin hari makin banyak yang kena. Eh tapi iya juga sih, toh memang penyakit ini ada diseluruh dunia kan ya?". Kata si supir ojek online meminta persetujuan saya.
Saya semakin bingung dengan ketidak pastian dari dirinya, hehe. Setengah percaya, setengah tidak percaya.
Setelah itu saya tertegun, "Apa iya masih banyak orang yang tidak percaya dengan adanya penyakit corona? Apa iya masih banyak yang belum mengerti dengan situasi yang ada? Atau segitu lelah kah setiap orang, sehingga berusaha menganggap bahwa penyakit corona ini tidak ada?"
Sepanjang jalan saya bertanya, "Mau sampai kapan ada penyakit seperti ini didalam kehidupan kita? Bukankah kita tidak boleh terlalu takut? Boleh sih waspada, tapi tidak usah berlebihan. Sehingga seperti menghukum diri kita sendiri. Ini tidak boleh dilakukan, itu tidak boleh dipegang. Ah, terlalu banyak peraturan"
.
.
.
Tidak terasa saya sudah sampai di stasiun MRT Lebak Bulus.
Ketika saya turun dari motor dan melepas helm, saya hanya berkata kepada bapak supir ojek online itu "Terima kasih ya Pak. Sehat selalu Pak, semoga corona ini segera selesai ya Pak". Kemudian beliau menjawab "Makasih Mba.. Amin".
Kemudian kami berpisah. Entah kapan akan bertemu lagi. Dan entah kapan pertanyaan "apakah corona ini benar ada?" yang ada dibenaknya dapat dia mengerti dengan baik.
Thank you for reading!
Love,
Girl With An Attitude
No comments:
Post a Comment