Thursday, October 18, 2018

Museum Naskah Perumusan Proklamasi


Welcome back to my blog!

Weekend saya kali ini disempatkan jalan-jalan ke salah satu museum di Jakarta Pusat. Mengapa museum? Welp, selain saya dan Krishna sangat suka dengan segala sesuatu yang berbau historical, saya juga cukup tergoda setelah membaca postingan blog Living Loving mengenai perjalanan mereka ke daerah Menteng, Jakarta Pusat.

Nah, kali ini museum yang kami datangi adalah Museum Naskah Perumusan Proklamasi yang terletak di jalan Imam Bonjol. Tiket masuknya seharga Rp 2000,- yang dimana menurut saya sangatlah murah! Beli teh botol saja tidak sampai segitu harganya, hehe. 

Museum tersebut bisa dibilang cukup terawat dan besar. Cat kuning yang menjadi list pada beberapa pintu dan jendela, membuat Museum ini menjadi lebih modern. Selain itu Museum ini terdiri dari dua tingkat, dan mempunyai banyak sekali ruangan.  

Pada masa Pendudukan Jepang, gedung ini menjadi tempat kediaman Laksamana Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang, sampai Sekutu mendarat di Indonesia September 1945 (baca : sejarah gedung)

Begitu masuk ke Museum tersebut, pengunjung mendapatkan booklet petunjuk susunan ruangan yang akan kita masuki sesuai dengan sejarah yang dialami. Contohnya seperti ruang pertemuan yang menjadi tempat peristiwa bersejarah yang pertama dalam persiapan Perumusan Naskah Proklamasi. Ruangan tersebut adalah ruang tamu yang juga digunakan sebagai kantor oleh Laksamana Muda Tadashi Maeda.


Ruang Pertemuan

Saya bisa merasakan atmosfir kesenduan dan mencekam pada beberapa ruangan di Museum tersebut. Sehingga membuat saya sedikit bergidik.

Setelah ruang pertemuan, saat masuk ke dalam ruang perumusan, terlihat diorama Soekarno, Bung Hatta dan Ahmad Soebardjo yang sedang berunding menulis naskah Proklamasi. 

Ruang Perumusan





Foto diatas merupakan foto beberapa tokoh yang hadir pada saat pengesahan naskah Proklamasi. Yang pada akhirnya semua mengatakan "Setuju!" terhadap isi naskahnya.

Setelah semua setuju, Soekarno menandatangani naskah tersebut diatas piano yang terdapat dibawah tangga. Dan setelah itu, Soekarno meminta Sayuti Melik dengan mengadakan perubahan tiga kata, yaitu kata "tempoh" menjadi "tempo", kata "Wakil-Wakil Bangsa Indonesia" menjadi "Atas Nama Bangsa Indonesia", begitu juga dengan penulisan hari, bulan dan tahun.

Piano tempat Soekarno menandatangani naskah Proklamasi


Dilantai atas, terdapat beberapa ruangan seperti kamar mandi, ruangan tempat disimpannya rekaman suara Soekarno saat membacakan Proklamasi, dan ruangan untuk menyimpan beberapa pakaian sekaligus aksesoris peninggalan beberapa tokoh. 






Kamar mandinya meskipun terlihat spooky, namun sangat manis dengan bathub berwarna pink pastel dan lantai dengan design ubin kotak-kotak kecil. 

Saya sendiri kurang tau, apakah ketiga kamar mandi tersebut pada saat dahulu kala semuanya digunakan, haha. Karena menurut saya cukup banyak loh kamar mandinya. Mungkin dulu digunakan khusus untuk para tamu Laksamana Tadashi Maeda saat berkunjung/menginap, ya.. 😉

Kurang lebih 2 jam saya disana menikmati suasana, membaca sejarah dan mengambil foto beberapa sudut ruangan yang cukup Instagramable, hehe. 




Intinya menurut saya, kita sebagai anak muda masa kini, wajib menghargai jasa para pahlawan yang telah membuat Negara kita merdeka. Betapa dulu mereka berjuang dan mempertahankan martabat mereka. 

Mungkin orang-orang yang saat ini serakah dan korupsi, harus lebih bisa berpikir bagaimana Negara ini bisa seperti sekarang. Mereka jangan seenaknya rakus dan menikmati uang Negara yang seharusnya bukan untuk mereka. *eh kok jadi baper

Sungguh menyenangkan loh bisa datang dan belajar di Museum seperti ini. Lagi-lagi karena saya dan Krishna sedang jenuh ke Mall, maka alternatif tempat lain yang 'berbobot' ya datang ke Museum deh. 💓

Selamat hari Museum Indonesia! (12 Oktober 2018)

Museum Naskah Perumusan Proklamasi
Jl. Imam Bonjol No. 1
Menteng, Jakarta Pusat





Love,
Girl With An Attitude




















No comments: