Pernahkah anda berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh? Bukan cukup, melainkan sangat jauh. Itulah yang saya alami pada hari Rabu kemarin. Yes, dikarenakan kondisi cuaca yang hujan deras dari siang sampai sore, maka mengakibatkan banjir dan macet yang berkepanjangan. Seharusnya saya janjian bertemu kakak ipar saya di Plaza Senayan begitu saya pulang kantor. Namun saat melihat jalan di depan kantor saya sudah macet luar biasa, dan tukang ojek tidak ada satupun yang terlihat, maka saya pun langsung berpikir untuk berjalan kaki saja menuju tempat tujuan. Saya pikir, 'Oke tidak akan jauh'. Melihat banyak sekali rombongan manusia yang melakukan hal yang sama, saya pun semakin semangat. Maka mulai lah saya menyusuri pinggir jalan sambil melihat betapa indahnya kemacetan.
Tahap pertama, saya melewati banjir di bawah terowongan menuju. Banjir nya semata kaki, dan cukup membuat sepatu saya kemasukan air. Sekedar informasi, sepatu flat yang saya gunakan adalah Melisa Shoes, which is sepatu plastik yang sangat tidak nyaman untuk dipakai.
Sambil bermodalkan pashmina yang saya jadikan penutup kepala untuk menghindari gerimis yang terus menerus turun, saya pun juga melewati banjir tersebut dengan pasrah. Setelah setengah perjalanan, tepatnya saat berada di gedung Sampoerna Strategic, kaki saya sudah mulai terasa sakit dan pegal. Sakit dan perih karena tenyata kedua tumit saya lecet. Namun saya tetap memaksakan berjalan dengan kondisi yang pada dasarnya sudah cukup lelah. Kemudian kakak ipar saya menelpon dan mengatakan bahwa abang saya masih berada di kantor dan akan segera pulang, jadi saya disuruh berjalan saja ke kantor abang agar bisa barengan berjalan menuju Plaza Senayan. Kantor abang saya ada di Plaza Bapindo, yang dimana ternyata tidak terlalu jauh saya capai.
Setelah saya bertemu abang saya, keadaan saya sudah cukup lepek, basah kuyup dan kaki makin sakit. Melihat kondisi kemacetan yang semakin parah dan parah, bahkan motor pun mengambil alih di trotoar, maka kami sepakat untuk bertemu kakak ipar saya di daerah Senopati saja. Agar dia dapat menjemput kami disana.
Saat berada di depan Graha Niaga, hujan semakin deras. Maka saya dan abang pun memutuskan untuk masuk. Berhubung kaki saya sudah tidak tertahankan sakitnya, maka saya tenteng saja sepatu saya, alias saya pun bertelanjang kaki masuk ke dalam gedung. Oke, saya harus menahan malu, namun bersikap cuek, haha. Setelah di dalam Energy Building, saya berniat untuk mampir ke mini market untuk membeli sendal jepit. Ternyata tidak dijual! Saat saya bertanya pada security apakah dia mempunyai sendal, dia menyarankan agar saya ke Musholla saja dan menanyakan sendal di sana. Oke, maka saya dan abang pun turun ke lantai dasar dan menuju Musholla. Dan, maaf maaf banget niiih, saya pun mengambil sendal di dalam Musholla tersebut. Maaf ya Tuhan saya haru menyolong, huhu. Karena keadaannya sangat darurat.
Setelah saya memakai sendal jepit, perjalanan pun dimulai kembali. Kita jalan menuju SCBD, kemudian Grand Lucky. Dan ternyata didekat situ ada gang kecil yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau motor. Abang saya pun yakin itu adalah jalan pintas menuju ke Senopati. Berjalan berjalan berjalan dan berjalan, horeeee...akhirnya sampai juga kita di daerah Senopati. Namun gerimis pun turun kembali.
Perjalanan kita pun berakhir di Office 8, dikarenakan tempat itulah yang cukup strategis untuk di jemput. Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya datang juga kakak ipar saya meluncur dengan mobil untuk menjemput kita. Fiuh! It was sooooo exhausted.
Pengalaman yang cukup seru berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh, bersama beberapa manusia yang melakukan hal yang sama. Plus melihat banjir sekaligus mengarunginya, dan tidak lupa melihat keindahan dan keabadian macet di Ibukota Jakarta tercinta ini. Huh!
No comments:
Post a Comment