Sebagian orang bilang, rasa sabar itu pasti ada batasnya. Sebagian orang bilang, rasa cinta itu tidak ada batasnya. Saya termasuk orang yang setuju dengan hal itu. Belum lama ini, saya terlibat pertukaran pikiran yang seru dengan salah satu teman saya. Saya habis bercerita panjang lebar kepadanya. Mengenai suatu hal yang saya rasa saya sudah cukup sabar menghadapinya. Kemudian teman saya berkata kepada saya, bahwa rasa sabar itu tidak pernah ada batasnya. Jika sabar itu ada batasnya, maka itu bukan sabar namanya. Rasa sabar itu harus didasari dengan keikhlasan, dan pada akhirnya kita pasrah. Jadi segala sesuatu yang kita nanti nantikan dengan sepenuh hati, memang harus didasari dengan hati yang ikhlas dan juga rasa sabar yang tidak akan ada batasnya. Jika sudah begitu, saya rasa semua manusia akan masuk surga! Kemudian membahas tentang rasa cinta yang tidak ada batasnya. Saya setuju dengan itu. Namun, apa kabarnya dengan orang orang yang putus cinta atau (maaf) selingkuh dan mencari pasangan yang lain, hanya karena dia sudah tidak cinta lagi dengan pasangan sebelumnya? Loh, katanya tadi cinta tidak ada batasnya? Lantas, kenapa rasa cinta itu bisa hilang? Berarti cinta itu terbatas dan ada masa tenggangnya dong? Kembali lagi kepada pembahasan sebelumnya. Yaitu manusia harus sabar dan ikhlas. Namun, apakah itu juga berlaku jika manusia itu diselingkuhi oleh pasangannya hanya karena rasa cinta pasangannya itu sudah habis? Cinta, sabar, ikhlas, itu semua harusnya memang tidak ada batasnya bukan?
No comments:
Post a Comment