Monday, April 15, 2013

Karena Cinta




Singapore, Juni 2009
Dear Anya,
Apa kabar kamu di Jakarta sana? Ternyata sudah hampir 2 tahun kita tidak bertemu. Entah kenapa, belakangan ini aku sangat merindukanmu. Membayangkan wajahmu yang lugu dan menggemaskan. Rambutmu yang berponi. Mata mu yang mempunyai tatapan seperti bayi. Kulitmu yang putih dan berbulu halus. Sepertinya aku sangat ingin memelukmu saat ini. Mendengar cerita-cerita mu yang seru. Dan melihat caramu bercerita yang sangat menggebu-gebu. Membuatku semakin ingin mendekapmu dalam pelukku.
Jadi teringat masa lalu kita dulu. Saat kita berdua masih pacaran, dan saat itu kita selalu seiya sekata. Masa-masa indah bersama kamu. Tapi ya sudahlah, itu semua sudah berlalu. Aku berharap sekarang ini kamu baik-baik saja. Dan akan selalu baik-baik saja.
With Love,
Daniel

Kemudian Anya hanya menangis membaca isi email dari Daniel yang juga dibaca oleh sahabatnya, Dita. Ingin sekali rasanya Anya membalas email dari lelaki yang sangat dicintainya itu. Namun Anya tidak bisa. Sangat tidak bisa! Lalu dia menyuruh Dita untuk menghapus email tersebut. Dita pun menekan tombol delete. Dalam sekejap email dari Daniel pun terhapus.

Singapore, Juni 2009
Dear Anya,
Aku harap kamu baik-baik saja. Kok email ku tidak kamu balas? Sedang sibukkah? Atau memang belum dibaca? Aku harap kamu sudah membacanya, dan akan segera membalasnya. Aku hanya ingin tau kabar dari kamu. Itu saja. Please reply yah…
With Love,
Daniel

Dita membacakan email  kedua dari Daniel kepada Anya. Dan Anya kembali menangis, kemudian berteriak “Aku tidak baik-baik saja Daniel. Seandainya kamu tau itu!”
Bulan Juni pun berganti bulan Juli. Tidak ada tanda-tanda satupun balasan email dari Anya. Daniel pun gelisah. Cemas. Dan bertanya-tanya. “Mengapa Anya tidak membalasnya? Apakah yang sedang terjadi terhadap dirinya? Apakah dia baik-baik saja? Atau dia memang sudah melupakan ku, sehingga email-email dariku tidak di gubrisnya?” Puluhan pertanyaan terbersit dalam pikiran Daniel. Daniel mencoba mencari tahu. Menanyakan keadaan Anya kepada teman-teman terdekatnya. Namun mereka pun juga tidak tau. Jika pun tau, mereka lebih memilih menutup mulut. Tidak mau menceritakan apa-apa tentang Anya kepada Daniel.

Singapore, Juli 2009
Dear Anya,
Please Anya, beritahu aku kabar tentangmu. Aku hanya ingin tau tentang keadaanmu. Itu saja!
Aku mohon, jangan marah padaku.
With Love,
Daniel

Tanpa Dita membacakan email Daniel yang baru itu kepada Anya, Anya sudah menyuruh Dita untuk menghapusnya. Delete! Dan email Daniel pun terhapus.
Sekitar 2 tahun yang lalu, Anya dan Daniel adalah sepasang kekasih. Anya wanita yang sangat menyenangkan, pintar, manja dan sangat pintar memasak. Sementara Daniel adalah pria berwajah ganteng, berwibawa namun humoris, dan selalu bisa membuat Anya tertawa.
Semua orang bilang bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang sangat serasi. Selalu terlihat saling menyayangi, penuh perhatian satu sama lain, dan mempunyai banyak persamaan. Hari-hari mereka jalani dengan bersama penuh cinta. Bahkan mereka sudah berandai-andai akan segera menikah.
Tapi angan-angan tinggal lah angan-angan. Karena Daniel berpaling ke lain hati. Dia bertemu dengan seorang wanita yang lebih cantik dan pintar. Itu membuat Daniel menjadi terbagi cinta nya. Awal nya Daniel masih bisa bertahan dengan Anya. Namun pelan-pelan, hati nya pun tidak bisa berbohong. Dia mulai hilang rasa dengan Anya. Dan semakin ada rasa dengan wanita baru nya. Anya dan Daniel pun putus! Anya sangat sakit hatinya, tidak menyangka Daniel yang begitu baik dan sayang padanya, berubah menjadi lelaki yang bajingan karena telah menduakan cinta nya. Anya pun sangat membenci Daniel! Daniel pun mengerti itu. Maka mereka pun menjauh. Akhirnya Daniel tidak menolak ajakan wanita itu untuk tinggal dan mencari kerja di Singapura.
Dua tahun pun berlalu. Daniel sudah tidak bersama wanitanya. Karena ternyata didalam lubuk hati Daniel yang terdalam, dia masih sangat mencintai Anya. Maka dari itu lah Daniel mulai sering berkirim email ke Anya. Berharap Anya baik-baik saja, dan tidak membenci dirinya. Namun setelah beberapa email yang telah dikirimkan, tak satupun yang dibalas oleh Anya. Dan Daniel pun menulis email lagi untuk terakhir kalinya pada Anya :
                                                                                               

                       
Singapore, Juli 2009

Dear Anya,
Baiklah kalau begitu, aku rasa kamu masih sangat membenci aku. Aku hanya ingin kamu tau, bahwa aku masih SANGAT MENCINTAIMU!!! Aku sangat rindu denganmu. Belakangan ini, hanya kamu yang ada di pikiranku. Kamu membuat ku gila! Asal kamu tau Anya, aku telah putus dengan wanita itu. Karena dia tau, bahwa aku masih sangat mencintaimu. Saking cintanya aku padamu, aku rela melakukan hal gila. Aku telah memotong kaki kananku sendiri!!! Dengan sebuah pisau besar. Sehingga aku pincang. Ini sengaja aku lakukan, agar aku tidak bisa berjalan. Agar aku tidak bisa menghampiri mu ke Jakarta sana. Karena aku tau kamu masih sangat benci sama aku.
Jika kamu memang betul-betul tidak mau berhubungan dengan ku lagi, ya sudahlah aku terima. Ini memang karma ku. Tapi aku hanya ingin kamu tau, itu saja.
Terima kasih Anya atas segalanya.
With love,
Daniel



Sehari setelah nya, Danile mendapatkan balasan email dari Anya. Dan Daniel pun membacanya :

Dear Daniel,
Ini Dita, temannya Anya. Hanya ingin bilang, bahwa email-email dari mu sudah Anya baca semua. Dia mengerti dan dia menangis tiap kali membacanya. Maaf seribu maaf Anya tidak bisa membalas semua email mu. Karena tidak beda jauh denganmu Daniel, Anya juga melakukan hal gila. Dia memotong hampir seluruh jari tangannya sejak setahun lalu. Itu dia lakukan agar dia tidak bisa menulis email, menelpon atau mengetik sms untuk mu. Karena pada dasarnya dia masih sangat mencintaimu. Tapi dia menahan diri untuk tidak menghubungi mu. Dan saat ini pun dia menangis, karena menyesal dengan apa yang telah di lakukan.
Dia hanya ingin kamu tau, bahwa dia juga masih sangat mencintaimu, Daniel.
Regards,
Dita.

Daniel pun tercengang membacanya. Pantas selama ini Anya tidak pernah membalas email dan menghubunginya. Karena dia telah memotong jari -jarinya sendiri. Saat itu juga Daniel sangat ingin segera pergi menemui Anya ke Jakarta. Daniel nekat akan pergi dengan keadaan pincang. Dia berpikir, kenapa tidak dari dulu saja dia melakukan ini? Karena Daniel merasa bahwa cinta mereka berdua memang sangat kuat. Mereka melakukan hal yang sangat gila hanya karena cinta! Kini mereka sama-sama cacat…hanya karena cinta! “ Tunggu aku di Jakarta Anya, aku akan segera menemuimu” ujarnya.

No comments: